Friday, 11 October 2019

MATERI 6 MEASUREMENT

Pengertian Pengukuran (Measurement), Penilaian (Assessment) dan Evaluasi (Evaluate) dalam Pendidikan

Pengertian Pengukuran (Measurement)

  • Menurut Ign. Masidjo (1995: 14) pengukuran adalah suatu kegiatan menentukan kuantitas suatu objek melalui aturan-aturan tertentu sehingga kuantitas yang diperoleh benar-benar mewakili sifat dari suatu objek yang dimaksud.
  • Pengukuran bisa diartikan sebagai proses memasangkan fakta-fakta suatu objek dengan fakta-fakta satuan tertentu (Djaali & Pudji Muljono, 2007).
  • Menurut Endang Purwanti (2008:4) pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala atau peristiwa, atau benda, sehingga hasil pengukuran akan selalu berupa angka.
  • Pengukuran dapat diartikan dengan kegiatan untuk mengukur sesuatu. Pada hakekatnya, kegiatan ini adalah membandingkan sesuatu dengan atau sesuatu yang lain (Anas Sudiono, 2001).
  • Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuntitas sesuatu (Zaenal Arifin, 2012).
  • Hopkins dan Antes (1990) mengartikan pengukuran sebagai “suatu proses yang menghasilkan gambaran berupa angka-angka berdasarkan hasil pengamatan mengenai beberapa ciri tentang suatu objek, orang atau peristiwa.
  • Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua karakteristik utama yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut suatu aturan atau formula tertentu. Pengukuran merupakan pemberian angka terhadap suatu atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek tertentu yang mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas. Aturan atau formulasi tersebut harus disepakati secara umum oleh para ahli.
  • Menurut Cangelosi (1995: 21) pengukuran adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris yang digunakan untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa dengan membaca atau mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar apa yang mereka katakan, dan menggunakan indera mereka seperti melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan.
  • Menurut Wiersma & Jurs (1990) pengukuran adalah penilaian numerik pada fakta-fakta dari objek yang hendak diukur menurut kriteria atau satuan-satuan tertentu.
  • Alwasilah et al.(1996), measurement (pengukuran) merupakan proses yang mendeskripsikan performa siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (sistem angka) sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performa siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka
  • Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan pengertian pengukuran (measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.
  • Sridadi (2007) pengukuran adalah suatu prose yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku.
Jadi, Pengukuran (measurement) adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk menentukan fakta kuantitatif dengan membandingkan sesuatu dengan satuan ukuran standar yang disesuaikan sesuai dengan objek yang akan diukur. Pengukuran bukan hanya dapat mengukur hal-hal yang tampak saja namun dapat juga mengukur benda-benda yang dapat di bayangkan seperti kepercayaan konsumen, ketidak pastian dll. Pengukuran dalam bidang pendidikan berarti mengukur atribut atau karakteristik peserta didik tertentu. Dalam hal ini yang diukur bukan peserta didik tersebut, akan tetapi karakteristik atau atributnya.

Pengertian Penilaian (Assessment)

  • Menurut Bonnie Campbell Hill & Cynthia Ruptic (1994). “Assessment is the process of gathering evidence and documenting a child’s lerning and growth”. Penilaian adalah proses mengumpulkan peristiwa dan mendokumentasikan pertumbuhan dan pembelajaran anak.
  • Menurut James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis (1994). “Proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif.
  • Djemari Mardapi (1999: 8) penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil pengukuran.
  • Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan tentang nilai. Oleh karena itu, langkah selanjutnya setelah melaksanakan pengukuran adalah penilaian. Penilaian dilakukan setelah siswa menjawab soal-soal yang terdapat pada tes. Hasil jawaban siswa tersebut ditafsirkan dalam bentuk nilai.
  • Menurut Suharsimi Arikunto (2009) penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif.
  • Dalam buku, “Bimbingan Dan Konseling Disekolah”, terbitan Direktorat Tenaga Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, departemen Pendidikan Nasional (2008:27) dijelaskan bahwa Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan.
  • Dalam PP.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Bab I pasal 1 ayat 17 dikemukakan bahwa “penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik”.
  • Penilaian merupakan proses mengamati, merekam dan mengumpulkan berbagai dokumentasi dari hasil karya yang telah dikerjakan oleh anak dan bagaimana cara mereka mengerjakannya (NAEYC & NAESC/ SDE, 1991).
  • Menurut NSW Departement of Education (dikutip Arthur, 1996: 324) Assesment is the process of gathering evidence and making judgement about students’ needs, strenghts, abilities and eachievement. Penilaian adalah proses mengumpulkan fakta-fakta dan membuat keputusan tentang kebutuhan siswa, kekuatan, kemampuan, dan kemajuannya.
  • Menurut Hargrove dan Poteet (1984) Assesment is the process of gathering information, using appropriate tools and technique. Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi, dengan menggunakan alat dan teknik yang layak).
  • Menurut Jamaris (dalam makalah Asesmen Perkembangan Anak Usia TK Berbasis Kecerdasan Jamak, 2004). Penilaian pendidikan anak usia dini merupakan suatu proses kegiatan yang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengumpulkan data atau bukti-bukti tentang perkembangan dan hasil belajar anak usia dini.
  • Menurut James A. Poteet & Ronald C Eaves (1985). Penilaian berarti proses pengumpulan informasi. Untuk guru, penilaian dilakukan sebagai tujuan memutuskan keterampilan mengajar.
  • Angelo T.A.(1991): “Classroom Assessment is a simple method faculty can use to collect feedback, early and often, on how well their students are learning what they are being taught. assessment Kelas adalah suatu metode yang sederhana dapat digunakan untuk mengumpulkan umpan balik, baik di awal maupun setelah pembelajaran tentang seberapa baik siswa mempelajari apa yang telah diajarkan kepada mereka.
  • Bob Kizlik (2009): “Assessment is a process by which information is obtained relative to some known objective or goal. Assessment is a broad term that includes testing. A test is a special form of assessment. Tests are assessments made under contrived circumstances especially so that they may be administered. In other words, all tests are assessments, but not all assessments are tests. Assessment adalah suatu proses dimana informasi diperoleh berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Penilaian adalah istilah yang luas yang mencakup tes (pengujian). Tes adalah bentuk khusus dari penilaian. Tes adalah salah satu bentuk penilaian. Dengan kata lain, semua tes merupakan penilaian, namun tidak semua penilaian berupa tes.
  • Terry Overton (2008): Assesment is a process of gathering information to monitor progress and make educational decisions if necessary. As noted in my definition of test, an assesment may include a test, but also include methods such as observations, interview, behavior monitoring, etc. (Artinya: sesmen adalah suatu proses pengumpulan informasi untuk memonitor kemajuan dan bila diperlukan pengambilan keputusan dalam bidang pendidikan. Sebagaimana disebutkan dalam definisi saya tentang tes, suatu penilaian bisa saja terdiri dari tes, atau bisa juga terdiri dari berbagai metode seperti observasi, wawancara, monitoring tingkah laku, dan sebagainya).
  • Palomba and Banta (1999), Assessment is the systematic collection , review , and use of information about educational programs undertaken for the purpose of improving student learning and development (Artinya: penilaian adalah pengumpulan, reviu, dan penggunaan informasi secara sistematik tentang program pendidikan dengan tujuan meningkatkan belajar dan perkembangan siswa).
  • Penilaian adalah proses mengumpulkan informasi tentang siswa dan kelas untuk maksud-maksud pengambilan keputusan instruksional (Richard I. Arends, 2008: 217).
  • Penilaian adalah proses pengumpulan informasi dengan mempergunakan alat dan teknik yang sesuai, untuk membuat keputusan pendidikan berkenaan dengan penempatan dan program pendidikan bagi siswa tertentu (Djadja Rahardja).
  • Assesment atau penilaian diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil pengukuran berdasarkan kriteria maupun aturan-aturan tertentu (S. Eko Putro Widoyoko, 2012: 3).
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa assessment atau penilaian adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa, menjelaskan dan menafsirkan hasil pengukuran (kuantifikasi suatu objek, sifat, perlaku dll), menggambarkan informasi tentang sejauh mana hasil belajar siswa atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) siswa. Assessment memberikan informasi lebih konprehensif dan lengkap dari pada pengukuran, sebab tidak hanya mengunakan instrument tes saja, tetapi juga mengunakan tekhnik non tes lainya. Penilaian adalah kegiatan mengambil keputusan untuk menentukan sesuatu berdasarkan kriteria baik buruk dan bersifat kualitatif. Hasil penilaian sendiri walaupun bersifat kualitatif, dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).

Pengertian Evaluasi (Evaluate)

  • Menurut Edwin Wond dan Gerold W. Brown; evaluasi pendidikan adalah proses untuk menentukan nilai dari segala sesuatu yang berkenaan dengan pendidikan.
  • Evaluasi dalam bahasa Inggris dikenal dengan istila Norman E. Grounloud (1985) berpendapat evaluasi adalah suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan, sampai sejauh mana tujuan program telah tercapai.
  • Endang Purwanti (2008: 6) Berpendapat bahwa evaluasi adalah proses pemberian makna atau penetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu.
  • Wrightstone, dkk (1956) yang mengemukakan bahwa evaluasi pendidikan adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan kemajuan siswa kearah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan dalam kurikulum (Djaali & Pudji Muljono, 2007).
  • Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983).
  • Menurut Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan.
  • Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan penilaian.
  • Menurut Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran.
  • Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002).
  • Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan.
  • Tayibnapis (2000) evaluasi adalah program dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai.
  • Berdasarkan tujuannya, terdapat pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dinyatakan sebagai upaya untuk memperoleh feedback (umpan balikan) perbaikan program, sementara itu evaluasi sumatif merupakan upaya menilai manfaat program dan mengambil keputusan (Lehman, 1990).
  • Menurut Tyler (1950) dalam Suharsimi Arikunto (2003) Evaluasi adalah sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Jika belum, bagaimana yang belum dan apa sebabnya.
  • Menurut NSW Department of Education (dikutip Arthur, 1996) Evaluation is the process of gathering data and making judgement about the effectiveness of teaching programs, policies and procedures. Evaluasi adalah proses mengumpulkan data dan membuat keputusan tentang efektivitas program pembelajaran, kebijakan dan prosedurnya.
  • Anas Sudiono (2001) mengemukakan bahwa secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Akar katanya adalah value yang artinya nilai. Jadi istilah evaluasi menunjuk pada suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu.
  • Frey, Barbara A., and Susan W. Alman. (2003): Evaluation The systematic process of collecting, analyzing, and interpreting information to determine the extent to which pupils are achieving instructional objectives. (Artinya: Evaluasi adalah proses sistematis pengumpulan, analisis, dan interpretasi informasi untuk menentukan sejauh mana siswa yang mencapai tujuan instruksional).
  • Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution (2001), mengartikan penilaian adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes.
  • Evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan (Mehrens & Lehmann, 1978:5).
  • Komite Studi Nasional tentang evaluasi (National Study Committee on Evaluation) dari UCLA (Stark & Thomas, 1994: 12). Evaluasi merupakan suatu proses atau kegiatan pemilihan, pengumpulan, analisis, dan penyajian informasi yang dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan serta penyusunan program selanjutnya.
  • Evaluasi adalah proses membuat judgment untuk memutuskan tentang manfaat pendekatan tertentu atau hasil pekerjaan siswa (Richard I. Arends, 2008: 217).
  • Evaluasi merupakan proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk mengumpulkan, mendeskripsikan, menginterpretasikan, dan menyajikan informasi tentang suatu program untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun kebijakan maupun menyusun program selanjutnya (S. Eko Putro Widoyoko, 2012: 6).
Dari berbagai devinisi diatas, evaluasi adalah adalah kegiatan atau upaya yang meliputi pengukuran dan penilaian yang direncanakan untuk mendukung tercapainya tujuan (program, produksi, prosedur). Untuk selanjutnya hasil dari kegiatan atau upaya tersebut digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan atas objek yang dievaluasi.

Kesimpulan

  • Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian.
  • Penilaian dalam pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara berkala, berkesinambungan, dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan yang telah dicapai oleh siswa melalui program kegiatan belajar.
  • Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan nilai, kriteria-judgment atau tindakan dalam pembelajaran.
Persamaan antara pengukuran, penilaian dan evaluasi: Sama-sama menentukan nilai dari sesuatu, alat yang digunakan untuk mengumpulkan datanya juga sama, sama-sama proses membuat keputusan tentang nilai suatu objek,
Bagan Kedudukan Pengukuran (measurement), Penilaian (assessment) dan Evaluasi (evaluate)
Bagan Kedudukan Pengukuran (measurement), Penilaian (assessment) dan Evaluasi (evaluate)

Referensi

  • Alwasilah, et al. (1996). Glossary of educational Assessment Term. Jakarta: Ministry of Education and Culture.
  • Angelo, T.A., (1991). Ten easy pieces: Assessing higher learning in four dimensions. In Classroom research: Early lessons from success. New directions in teaching and learning (#46), Summer, 17-31.
  • Arends, Richard I (2008). Learning To Teach Belajar untuk Mengajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • Arifin, Zainal (2012). Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.
  • Kumano, Y. (2001). Authentic Assessment and Portfolio Assessment-Its Theory and Practice. Japan: Shizuoka University.
  • Lehman, H. (1990). The Systems Approach to Education. Special Presentation Conveyed in The International Seminar on Educational Innovation and Technology Manila. Innotech Publications-Vol 20 No. 05.
  • Purwanto, M. Ngalim (2009). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja Rosda Karya.
  • Stiggins, R.J. (1994). Student-Centered Classroom Assessment. New York : Macmillan College Publishing Company
  • Suwandi, Sarwiji (2010). Model Asesmen dalam Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.
  • Tayibnapis, F.Y. (2000). Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta
  • Widoyoko, S. Eko Putro (2012). Evaluasi Program Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
  • Arikunto, Suharsimi & Jabar (2004). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
  • Arikunto, Suharsimi (2009). Dasar-dasar evaluasi pendidikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi Aksara
  • Calongesi, James S. (1995). Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung : ITB
  • Depdiknas (2008). Bimbingan Dan Konseling Disekolah. Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
  • Djaali & Pudji Muljono (2007). Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan. Jakarta: Grasindo.
  • Frey, Barbara A., and Susan W. Alman. (2003). Formative Evaluation Through Online Focus Groups, in Developing Faculty to use Technology, David G. Brown (ed.), Anker Publishing Company: Bolton, MA.
  • Hill, Bonnie Campbell & Cynthia Ruptic (1994). Practical aspects of authentic assessment: putting the pieces together. Christopher-Gordon Pub., Inc
  • Hopkins, Charles D. & Richard L. Antes (1990) Classroom Measurement and Evaluation. F.E. Peacock.
  • Ign. Masidjo (1995). Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah. Jakarta: Kanisius
  • Kizlik, Bob. (2009). Measurement, Assessment, and Evaluation in Education. Online : http://www.adprima.com/measurement.htm diakses 16 Oktober 2014.
  • Mardapi, Djemari (2003). Desain Penilaian dan Pembelajaran Mahasiswa. Makalah Disajikan dalam Lokakarya Sistem Penjaminan Mutu Proses Pembelajaran tanggal 19 Juni 2003 di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
  • McLoughlin, James A. & Rena B. Lewis (1994). Assessing Special Students. Merrill
  • Overton, Terry. (2008). Assessing Learners with Special Needs: An Applied Approach (7th Edition). University of Texas – Brownsville
  • Palomba, Catherine A. And Banta, Trudy W. (1999). Assessment Essentials: Planning, Implementing, Improving. San Francisco: Jossey-Bass
  • Poteet, James A & Ronald C Eaves(1985). Assessment in special education. Reston, Va. : Council for Educational Diagnostic Services
  • Purwanti, Endang. (2008). Asesmen Pembelajaran SD. Direktoral Jendral Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.
  • Robert Charles Smith (2002). Patient-centered Interviewing: An Evidence-based Method. Lippincott Williams & Wilkins
  • Sridadi (2007). Diktat Mata Kuliah Evaluasi Pembelajaran Penjas. Yogyakarta: FIK UNY.
  • Sudiono, Anas (2001). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.Grafindo Persada.
  • Wayan Nurkencana. (1993). Evaluasi Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional.
  • Wiersma, William & Stephen G. Jurs (1990). Instructor’s Manual for Educational Measurement and Testing, 2nd Ed. Allyn and Bacon
  • Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution (2001). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
Kata Kunci: definisi pengukuran penilaian dan evaluasi menurut para ahli, pengertian pengukuran, pengertian penilaian, pengertian asesmen, pengertian evaluasi, persamaan pengukuran asesmen dan evaluasi, perbedaan pengukuran asesmen dan evaluasi

MATERI 5 SPATIAL ANALYSIS

Sebagian besar data dan pengukuran dapat dikaitkan dengan lokasi dan, karenanya, dapat ditempatkan pada peta. Menggunakan data spasial, Anda tahu apa yang ada dan di mana itu. Dunia nyata dapat direpresentasikan sebagai data diskrit, disimpan oleh lokasi geografis yang tepat (disebut "data fitur"), atau data kontinu diwakili oleh kisi-kisi biasa (disebut "data raster"). Tentu saja, sifat apa yang Anda analisis memengaruhi cara representasi terbaik. Lingkungan alam (ketinggian, suhu, curah hujan) sering direpresentasikan menggunakan kisi-kisi raster, sedangkan lingkungan binaan (jalan, bangunan) dan data administrasi (negara, wilayah sensus) cenderung direpresentasikan sebagai data vektor. Informasi lebih lanjut yang menggambarkan apa yang ada di setiap lokasi dapat dilampirkan; informasi ini sering disebut sebagai "atribut."

Dalam GIS, setiap dataset dikelola sebagai layer dan dapat digabungkan secara grafis menggunakan operator analitik (disebut analisis overlay). Dengan menggabungkan lapisan menggunakan operator dan tampilan, GIS memungkinkan Anda untuk bekerja dengan lapisan ini untuk mengeksplorasi pertanyaan yang sangat penting dan menemukan jawaban atas pertanyaan itu.

https://www.esri.com/arcgis-blog/wp-content/uploads/2018/02/05-fig-5-4-v2.png

Ide menumpuk lapisan yang berisi berbagai jenis data dan membandingkannya satu sama lain 
berdasarkan di mana hal-hal berada adalah konsep dasar dari analisis spasial. Lapisan-lapisan 
saling bertautan dalam arti bahwa mereka semua di-georeferensi ke ruang geografis 
yang sebenarnya.
 
Selain informasi lokasional dan atribut, data spasial secara inheren mengandung sifat 
geometris dan topologi. Properti geometris meliputi posisi dan pengukuran, seperti panjang,
arah, luas, dan volume. Properti topologis mewakili hubungan spasial seperti konektivitas, 
inklusi, dan kedekatan. Dengan menggunakan properti spasial ini, Anda bahkan dapat 
mengajukan lebih banyak jenis pertanyaan data untuk mendapatkan wawasan yang lebih 
dalam.
 
1.      Anatomi Analisis Hamparan
 
Analisis GIS dapat digunakan untuk menjawab pertanyaan seperti: Di ​​mana tempat paling 
cocok untuk pengembangan perumahan? Sejumlah faktor yang tampaknya tidak terkait 
tutupan lahan, kemiringan relatif, jarak ke jalan dan aliran yang ada, dan komposisi tanah 
masing-masing dapat dimodelkan sebagai lapisan, dan kemudian dianalisis bersama-sama 
menggunakan overlay tertimbang,suatu teknik yang sering dikreditkan ke arsitek lansekap 
Ian McHarg.

https://www.esri.com/arcgis-blog/wp-content/uploads/2018/02/05-fig-5-5-v2.png

2. Analisis spasial
 
Kekuatan sebenarnya dari GIS terletak pada kemampuan untuk melakukan analisis. 
Analisis spasialadalah proses di mana Anda memodelkan masalah secara geografis, 
memperoleh hasil dengan pemrosesan komputer, dan kemudian menjelajahi dan 
memeriksa hasil tersebut. Jenis analisis ini telah terbukti sangat efektif untuk 
mengevaluasi kesesuaian geografis lokasi tertentu untuk tujuan tertentu, 
memperkirakan dan memperkirakan hasil, menafsirkan dan memahami perubahan,
mendeteksi pola-pola penting yang tersembunyi dalam informasi Anda, dan banyak lagi.
 
Gagasan besar di sini adalah Anda dapat segera mulai menerapkan analisis spasial 
meskipun Anda baru mengenal SIG. Tujuan utamanya adalah untuk belajar 
bagaimana menyelesaikan masalah secara spasial. Beberapa alur kerja analisis 
spasial mendasar membentuk jantung analisis spasial: eksplorasi data spasial, 
pemodelan dengan alat GIS, dan penyelesaian masalah spasial.
 
3.      Eksplorasi Data Spasial  
 
Eksplorasi data spasial melibatkan interaksi dengan kumpulan data dan peta yang terkait 
dengan menjawab pertanyaan tertentu, yang memungkinkan Anda untuk kemudian 
memvisualisasikan dan mengeksplorasi informasi geografis dan hasil analitis yang 
berkaitan dengan pertanyaan tersebut. Ini memungkinkan Anda untuk mengekstrak 
pengetahuan dan wawasan dari data. Eksplorasi data spasial melibatkan bekerja dengan 
peta interaktif dan tabel, grafik, grafik, dan multimedia terkait. Ini mengintegrasikan 
perspektif geografis dengan informasi statistik dalam atribut. Ini merupakan proses 
berulang eksplorasi interaktif dan visualisasi peta dan data. Pemetaan cerdas adalah salah 
satu cara utama untuk melakukan eksplorasi data di ArcGIS. Ini menarik karena 
memungkinkan Anda untuk berinteraksi dengan data dalam konteks simbologi peta. 
Peta pintar dibangun di sekitar alur kerja berbasis data yang menghasilkan tampilan data 
cerdas dan cara default yang efektif untuk melihat dan berinteraksi dengan informasi 
Anda untuk melihat hal-hal seperti distribusi data Anda. 
 
 
 
Pemetaan cerdas memungkinkan Anda untuk memilih beberapa atribut dari data Anda, 
dan memvisualisasikan pola dari setiap atribut dalam satu peta menggunakan warna dan 
ukuran untuk membedakan (juga disebut sebagai pemetaan bivariat). Ini bisa bermanfaat 
untuk menjelajahi data Anda, dan memungkinkan Anda untuk menceritakan sebuah kisah 
menggunakan satu peta, bukan banyak. 
 
4. Menggabungkan Grafik dan Grafik Interaktif dengan GIS Maps 
 
 Visualisasi dengan grafik, grafik, dan tabel adalah cara untuk memperluas eksplorasi data 
Anda, menawarkan cara baru untuk menafsirkan hasil analisis dan mengkomunikasikan 
temuan. Biasanya Anda bisa mulai dengan menelusuri data mentah, melihat catatan di 
tabel. Maka mungkin Anda akan memplot (geocode) titik-titik ke peta dengan simbologi 
yang berbeda dan mulai membuat berbagai jenis bagan (bar, garis, plot sebar, dan 
sebagainya) untuk meringkas data dengan cara yang berbeda (menurut kabupaten, 
berdasarkan jenis, atau berdasarkan tanggal). Selanjutnya, Anda dapat mulai memeriksa 
tren temporal dalam data dengan merencanakan waktu pada bagan garis. Desain informasi
digunakan untuk mengatur visualisasi data yang berbeda untuk menafsirkan hasil analisis. 
Gabungkan serangkaian elemen terkuat Anda, seperti peta, bagan, dan teks dalam tata letak 
yang Anda presentasikan dan bagikan. 
 
 


Menemukan sinyal dalam kebisingan. Memvisualisasikan data melalui grafik membantu 
mengungkap pola, tren, hubungan, dan struktur dalam data yang mungkin sulit dilihat 
sebagai angka mentah. Menggambarkan statistik kejahatan dengan kekerasan dari 
Chicago, kombinasinya bagan dan peta bekerja bersama untuk membuka kunci pola dan
makna dari apa yang dimulai sebagai data tabular murni.
 
Posting ini disarikan dari The ArcGIS Book, Edisi Kedua: 10 Gagasan Besar tentang 
Menerapkan Ilmu Di Mana, oleh Christian Harder dan Clint Brown. Tujuan kembar 
dari buku ini adalah untuk membuka mata Anda terhadap apa yang sekarang mungkin 
dengan Web GIS, dan kemudian mendorong Anda untuk bertindak dengan menempatkan 
teknologi dan sumber daya data yang mendalam di tangan Anda. Buku ini tersedia 
melalui Amazon.com dan penjual buku lainnya, dan juga tersedia di TheArcGISBook.com 
secara gratis.  


Referensi dari : https://www.esri.com/arcgis-blog/products/product/analytics/how-to-perform-spatial-analysis/